Oleh: Siti Anisa*
Kualitas air di suatu daerah sangatlah penting untuk diketahui, hal ini bertujuan agar masyarakat di daerah tersebut dapat mengetahui manfaat baik apa yang didapat ketika menggunakan air dengan kualitas tinggi sebagai kebutuhan sehari-hari. Tidak jarang kita melihat berita di televisi, media cetak, maupun media sosial yang menyebutkan bahwa, masyarakat di suatu daerah terpencil tidak dapat merasakan manfaat air berkualitas baik dikarenakan kurangnya akses yang dimiliki.
Di Indonesia sendiri kadar kualitas airnya tidaklah sebagus yang kita kira. Pada tahun 2023 terdapat penelitian yang berjudul “partnerships and cooperation for water” yang diselenggarakan oleh PBB dalam kampanye be the change, di dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa, kualitas air di Indonesia mencapai nilai 53,88. Yang mana nilai tersebut belum memenuhi target nilai indeks kualitas air yaitu 55,03. Ini menyadarkan kita sebagai masyarakat Indonesia agar selalu menjaga dan merawat kualitas air yang ada di lingkungan sekitar.
Salah satu caranya adalah dengan tidak mencemarinya dengan limbah-limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Apabila dalam skala industri hendaknya tidak membuang limbah yang dihasilkan oleh perusahaan begitu saja, perlu adanya prosedur untuk menangani sisa-sisa produksi tersebut.
Oke… mari kita kembali ke pembahasan awal. Bagaimana kualitas air dapat menentukan masa depan kehidupan manusia di muka bumi ini?
Seperti yang kita ketahui bahwa, air bersih merupkan suatu sumber yang sangat dibutuhkan oleh seluruh mahluk hidup terutama bagi kita manusia, yaitu sebagai pelepas rasa dahaga dan penyuplai mineral ke dalam tubuh. Tanpa air bersih manusia tidak akan bisa hidup dalam jangka yang lama. Air dapat dikatakan bersih dan baik untuk dikonsumsi oleh manusia adalah air yang memiliki kadar pH normal/netral yaitu 7.
Jika suatu negara atau wilayah kekurangan air bersih berkepanjangan maka, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya kesenjangan sosial, bahkan Sebagian masyarakat akan merelakan harta mereka hanya demi mendapatkan air bersih yang dapat dikonsumsi. Namun ketersediaan air bersih hanya 3% dari total keseluruhan air yang ada di bumi, dan sisanya merupakan air laut atau air yang telah tercemar zat berbahaya.
Untuk mengubah air yang tidak dapat dikonsumsi tersebut menjadi dapat digunakan, perlu adanya proses penjernihan, penyaringan, serta pemisahan. Dan proses yang biasanya digunakan adalah desalinasi.
Desalinasi merupakann proses pengolahan air yang tadinya asin menjadi air tawar yang dapat dikonsumsi. Desalinasi terbagi menjadi dua jenis yaitu distilasi dan filtrasi. Distilasi atau penyulingan sendiri sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu oleh para pelaut. Proses distilasi dapat dikatakan sangat mudah, yaitu dengan memisahkan kadar garam yang terkandung dalam air menggunakan metode penguapan.
Caranya dengan memanfaatkan peralatan yang ada kemudian digunakan untuk memanaskan air dengan kadar garam yang tinggi sehingga menghasilan uap air. uap air inilah yang kemudian dikondensasi sehingga menghasilkan air yang aman untuk dikonsumsi. Namun cara ini dinilai terlalu banyak menghabiskan biaya. Sehingga filtrasi atau penyaringan hadir untuk mengantikannya. Kehadiran metode penyaringan merupakan solusi yang lebih terjangkau dan istalasi yang jauh lebih mudah. Untuk saat ini metode desalinasi yang paling sering digunakan adalah Teknologi reverse osmosis.
reverse osmosis (RO) merupakan teknologi yang menggunakan filter membrane untuk menciptakan tekanan sehingga memisahkan fresh water yang mengalir pada membran dan meninggalkan kandungan garam dibelakangnya. Teknologi ini dilakukan dengan beberapa tahapan.
Tahapan yang pertama adalah pretreatment, yaitu, air laut disesuaikan dengan cara memisahkan partikel padat yang tersuspensi, serta menambahkan inhibitor sebagai pengontrol scaling. Tahapan yang kedua adalah pressurization, dimana air yang telah melewati proses sebelumnya dipompa untuk meningkatkan tekanan hingga sesuai dengan membran RO. Tahapan ketiga adalah membrane separation, yakni proses penyaringan dengan membran untuk menghilangkan partikel terlarut. Setelah beberapa tahapan tersebut air sudah bisa digunakan.
Kesimpulannya adalah menjaga kualitas air sangatlah penting, karena kita sebagai manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa air. Terlepas dari sekedar menjaga kualitasnya, kita juga perlu untuk mengurangi segala ancaman yang dapat membuat kualitas air di lingkungan kita menjadi buruk bahkan hingga tidak dapat dikonsumsi. Meskipun permukaan bumi memiliki total ±70% kandungan air, namun pada kenyataannya sekitar 90% air tersebut merupakan air laut yang sangat asin.
Seiring berkembangnya zaman, teknologi dalam mengubah air asin juga semakin dikembangkan, dari mulai para pelaut yang menggunakan sistem pemanasan untuk menghasilkan uap air tawar hingga kini terciptanya teknologi yang bernama reverse osmosis (RO). Ini merupakan suatu teknologi yang sangat bermanfaat dan dapat mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik untuk kedepannya.
***
* Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Akademi Teknik Tirta Wiyata