HALUANNUSANTARA.com, Surabaya – Inovasi di bidang perikanan dan kelautan kembali menunjukkan kemajuan pesat dengan kehadiran FOFA (Floating Octopus as a Feeder Automation), sebuah terobosan teknologi pemberi pakan otomatis berbentuk gurita apung. Alat ini merupakan hasil kolaborasi antara Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Jember, yang dipamerkan dalam ajang Indo Fisheries Forum & Expo 2025. Pameran bergengsi ini berlangsung pada 2-4 Juli 2025 di Grand City Convention & Exhibition Surabaya, menghadirkan berbagai solusi inovatif untuk industri perikanan dan kelautan nasional.
FOFA dirancang sebagai solusi cerdas untuk meningkatkan efisiensi pemberian pakan dalam budidaya perikanan, baik di tambak maupun keramba jaring apung. Dengan sistem otomatisasi yang presisi, alat ini mampu mendistribusikan pakan secara merata, mengurangi limbah, dan mengoptimalkan pertumbuhan ikan. Desainnya yang menyerupai gurita memungkinkan alat ini bergerak dinamis di permukaan air, menjangkau area yang lebih luas dibandingkan feeder konvensional.
Salah satu keunggulan utama FOFA adalah kemampuannya untuk diprogram sesuai jadwal pemberian pakan dan dosis yang dibutuhkan. Teknologi sensor yang terintegrasi memastikan pakan tidak terbuang percuma, sehingga lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Selain itu, FOFA juga dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber energi, menjadikannya hemat listrik dan cocok digunakan di daerah terpencil.
Kolaborasi antara PPNS dan SMK Perikanan Puger dalam pengembangan FOFA menjadi bukti nyata keberhasilan sinergi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri. PPNS berkontribusi dalam rekayasa teknologi otomasi, sementara siswa SMK Perikanan Puger terlibat dalam uji coba lapangan dan penyempurnaan desain. Kerja sama ini tidak hanya menghasilkan produk inovatif, tetapi juga memberikan pengalaman langsung bagi siswa dalam mengaplikasikan ilmu yang dipelajari.
Booth PPNS dan SMK Perikanan dan Kelautan Puger dengan Produk FOFA menjadi salah satu yang paling ramai dikunjungi selama pameran, dengan banyak pengunjung yang penasaran mencoba demonstrasi alat. Beberapa pembudidaya ikan yang hadir mengaku tertarik karena kemudahan penggunaan dan biaya perawatan yang terjangkau. Bahkan, sejumlah investor mulai melakukan pendekatan untuk bekerja sama dalam produksi massal.

Budianto, Ketua Tim Peneliti dosen PPNS yang terlibat dalam proyek ini, menjelaskan bahwa FOFA dikembangkan untuk menjawab tantangan pembudidaya ikan dalam mengelola pakan secara efisien. “Dengan FOFA, kami ingin membantu petambak kecil agar bisa bersaing di era industri 4.0,” ujarnya.
Ke depan, tim pengembang berencana menyempurnakan FOFA dengan fitur tambahan seperti monitoring dengan alarm system, side scan sonar, dsb. Mereka juga sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan perikanan besar untuk uji coba skala industri. Jika berhasil, FOFA berpotensi menjadi standar baru dalam sistem pemberian pakan otomatis di Indonesia.
Pihak SMK Perikanan Puger, Bapak Kunjtoro, berharap inovasi seperti FOFA dapat mendorong kemandirian teknologi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia. “Kami ingin membuktikan bahwa lulusan vokasi juga mampu menciptakan solusi nyata untuk industri,” tegasnya. Dukungan dari pemerintah dan swasta dinilai krusial agar produk seperti FOFA tidak berhenti di tataran prototipe.
Keberhasilan FOFA di Indo Fisheries 2025 menjadi sinyal positif bagi masa depan inovasi lokal di bidang perikanan. Dengan kolaborasi yang kuat antara akademisi, pelaku vokasi, dan industri, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam teknologi akuakultur berkelanjutan.