Foto: Octavia Dingss (Doc. Istimewa) |
HALUANNUSANTARA.com - Octavia Dingss, seorang artis multitalenta yang dikenal sebagai spiritual medium atau indigo, Lahir pada tanggal 16 Oktober 1992, di Pulau Bengkalis yang indah di Selat Malaka, Malaysia, di lepas pantai timur Sumatra, provinsi Riau, Indonesia, Octavia Dingss adalah wanita Renaisans sejati. Dengan leluhurnya yang beragam, memadukan akar Fujian Kuno, Sino-Tibet, dan Eropa, ia mewujudkan esensi perpaduan budaya.
Nomor jalur hidupnya yang unik, Master Number 11, menonjolkan bakat dan kemampuannya yang luar biasa. Hubungannya dengan akar leluhurnya sangat dalam; wahyu neneknya tentang asal usul dinasti keluarga mereka di Fujian telah sangat memengaruhi pekerjaan, identitas, dan pandangan dunianya. Warisan budaya yang kaya ini menanamkan makna pada kreasinya, yang memungkinkannya terhubung dengan khalayak di berbagai tingkatan.
Belakangan ini membagikan pengalaman pribadi terkait peristiwa mendekati kematian (near-death experiences) melalui akun Instagram dan Facebook Story miliknya. Ia mengungkapkan beberapa pengalaman terkait mati suri dan proses pemulihannya setelah itu, yang menjadi sorotan publik.
Dalam unggahannya, Octavia membagikan perubahan besar dalam hidupnya, termasuk perubahan pola makan. Sebelumnya, ia telah menjadi vegetarian selama lebih dari 15 tahun, namun setelah mengalami mati suri, ia beralih menjadi non-vegetarian. Octavia menjelaskan bahwa meskipun pada awalnya merasa bingung dengan perubahan ini, ia mengikuti kata hatinya serta arahan dari "pemandu spiritual" yang membantunya untuk cepat stabil dan kembali beradaptasi dengan dunia nyata.
Selain itu, Octavia juga menyoroti hubungannya dengan musik Prancis, khususnya karya Carla Bruni. Ia mengungkapkan bahwa pertama kali mendengar musik Bruni, meskipun tidak sepenuhnya memahami bahasa Prancis, ia merasa sangat tersentuh. Rasa penasaran ini mendorongnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Bruni, yang kemudian membuka jalan bagi mereka untuk terhubung melalui Instagram. Octavia sangat mengagumi kepribadian Bruni yang rendah hati, tulus, dan suportif, meski Bruni adalah seorang artis, musisi, dan mantan ibu negara Prancis yang terkenal.
Lebih jauh, Octavia menjelaskan bahwa dalam hidupnya, ia tidak pernah terlalu peduli dengan status sosial atau kekayaan materi. Baginya, yang terpenting adalah ketulusan hati dan empati seseorang terhadap sesama. Prinsip ini sering ia sampaikan melalui unggahan-unggahannya di media sosial.
Octavia juga mengungkapkan bahwa dirinya telah melalui tiga pengalaman mendekati kematian. Dalam salah satu unggahannya, ia membahas tentang "memory recall" atau pembangkitan ingatan terkait peristiwa tersebut. Meski ia tidak melupakan pengalaman itu, ada beberapa memori yang membutuhkan waktu untuk kembali diingat.
Octavia mengalami perubahan gaya hidup yang signifikan setelah mati suri. Sebagai seorang yang sangat sensitif terhadap energi dan empati tinggi, ia dulu merasakan energi hewan dengan kuat, yang membuatnya menjadi vegetarian. Namun, sejak Oktober 2022, ia mulai mengonsumsi ikan dan ayam dalam pola makannya, dengan alasan bahwa tubuhnya lebih dapat menerima perubahan tersebut setelah mati suri.
Pada tahun 2022, Octavia juga didiagnosis mengidap leukemia, namun ia memutuskan untuk tidak mengikuti nasihat dokter dan memilih jalannya sendiri dalam proses penyembuhan. Ia mengaku mendengarkan bimbingan dari entitas spiritual seperti malaikat pelindung dan neneknya. Octavia juga mengalami penurunan berat badan yang signifikan hingga 35 kg dan beberapa kondisi medis lainnya, seperti memar dan alergi parah, namun ia tetap percaya bahwa perubahan pola makannya dan bimbingan spiritual berperan penting dalam proses pemulihannya.
Selain perubahan fisik, Octavia juga mengalami perkembangan ketertarikan terhadap seni, sejarah, dan bahasa, terutama bahasa Prancis. Ia merasa bahwa perubahan ini terkait dengan koneksi spiritual yang baru ditemukannya.
Octavia juga membagikan pandangannya tentang kehidupan yang bersifat otonom dan ditakdirkan. Ia merasa bahwa banyak peristiwa dalam hidupnya adalah hasil dari sinkronisitas atau kebetulan yang penuh makna. Ia mengakui kesulitan dalam mengungkapkan pengalamannya yang sangat personal dan spiritual, namun ia tetap berusaha untuk berbagi dengan cara yang otentik.
Terakhir, Octavia menyoroti pentingnya empati dan kasih sayang dalam interaksinya dengan sesama. Bagi Octavia, kesuksesan sejati tidak diukur dari status sosial atau materi, melainkan dari hati yang tulus dan keberhasilan dalam kehidupan batin. Prinsip ini selalu ia pegang teguh dalam menjalani kehidupannya yang penuh tantangan dan transformasi.
Octavia mengalami serangkaian peristiwa signifikan sejak tahun 2019, dimulai dengan kehilangan nenek tercintanya, diikuti oleh kematian saudaranya pada tahun 2020. Pada tahun 2021, dia merasa terjebak dalam peristiwa yang dia sebut sebagai "kontrak hidup" dan karma dari kehidupan sebelumnya yang harus dia bayar di kehidupan ini. Dalam menghadapi semua ujian ini, ia merasa diserang secara spiritual oleh orang-orang yang pernah dia bantu.
Salah satu contoh dari pengalaman ini melibatkan Jayden C.M, seorang transgender dari Vancouver, Washington, dan Nero G. 666, seorang militer Amerika yang mengalami kesesatan di pulau Bali selama pandemi. Detail lebih lanjut mengenai kejadian-kejadian ini masih belum sepenuhnya terungkap, namun Octavia mencatat adanya pengaruh "energi," "shapeshifting," dan manipulasi melalui berbagai cara, termasuk "astral traveling" dan energi reptilian.
Pengalaman ini melibatkan berbagai entitas yang terkait dengan garis keturunan dan alien dari cerita kuno, termasuk kelahiran Annunaki yang berdarah negatif. Salah satu individu bernama Elke A, seorang wanita asal Austria, terbang ke Bali untuk meminta bantuan Octavia. Elke mengaku bahwa mereka memiliki karma yang perlu diselesaikan.
Elke dan Octavia kemudian sepakat untuk melakukan "Planetary and Earth Grid Work" bersama-sama, yang melibatkan penetralan chakra alam dan berbagai praktik spiritual lainnya. Elke mengklaim bahwa dia adalah reinkarnasi dari Ratu Annunaki pertama, sementara Octavia dianggap sebagai reinkarnasi dari sosok-sosok penting dalam sejarah, seperti Eve, Tara, dan Cleopatra.
Meskipun pada awalnya Octavia skeptis terhadap pernyataan Elke, ia akhirnya setuju untuk bekerja sama karena rasa empatinya yang tinggi. Dia ingin membantu Elke, yang mengalami gangguan spiritual dan merasa terancam oleh berbagai peristiwa aneh.
Octavia juga mencatat pelajaran penting tentang batasan pribadi, mengingat pengalaman-pengalaman sebelumnya. Dia menekankan bahwa membantu orang lain harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak sembarangan, terutama ketika niat mereka tidak baik. Hal ini menjadi pembelajaran berharga baginya untuk menetapkan batasan yang lebih solid dalam hidupnya.
Di sisi lain, Octavia juga mengalami kehilangan kucing kesayangannya, Apollo, yang meninggal secara mendadak. Dia mengaitkan pengalaman ini dengan mitologi kuno dan ingatan kuat tentang kehidupan lampau, termasuk koneksinya dengan dewa-dewi dari Yunani dan Mesir kuno.
Octavia berbagi beberapa topik yang telah menjadi bagian dari perjalanannya:
- Koneksi dan ingatan kuat tentang kehidupan lampau.
- Hubungannya dengan dewa-dewi kuno dari Yunani dan Romawi.
- Pengalaman dari periode Firaun di Mesir.
- Penjelasan tentang "alien," "starseeds," dan "chosen ones."
- Kehidupan di planet lain, termasuk planet Antares.
- Praktik "astral travel" yang dialaminya sejak kecil.
Dia menjelaskan bahwa beberapa tahun yang lalu, "selubung" kehidupannya dibuka, dan sejak saat itu, dia berusaha untuk menjaga privasinya.
Octavia menyimpulkan dengan beberapa kutipan penting:
"Biarkan alam semesta yang mengatur semuanya, hukum dunia dan akhirat itu abadi."
"Karmic contract is over. I learnt my lesson and stay true to myself always." - Octavia Dingss.