Ketahanan Pangan Tidak Baik, Resikonya Apa?

Ilustrasi: Pinterest

Oleh: Ayudya Venus Az Zahro*

Pilar ketahanan pangan sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia. Pilar ketahanan menjadi alasan kuat mengapa kita sebagai manusia bisa hidup secara sehat dan bugar sampai sekarang. Salah satu pilar ketahanan pangan yang penting menurut saya adalah ketersediaan pangan. Ketersediaan pangan bisa menjadi aspek penting karena dengan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat, masyarakat jadi bisa bertahan hidup secara normal. 

Ketersediaan pangan juga bukan perihal kuantitasnya saja, tapi diukur dari segi kecukupan mutu dan gizi. Kecukupan gizi juga sangat amat penting dalam aspek ketersediaan pangan karena dengan gizi yang cukup bisa membuat kita, sebagai masayarakat yang mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi bisa mencegah stantunting untuk generasi yang akan datang. 

Penyebab stunting salah satunya adalah dari pasokan gizi yang kurang dari sang ibu. Stanting masih sangat tinggi di Indonesia, khususnya di Banten. Maka dari itu kecukupan mutu dan gizi sangat lah penting dalam ketersediaan pangan. Meskipun didaerah Banten adanya penurunan anak yang terkena gizi buruk atau stunting dari tahun 2022 yang dimana prevalensi stunting di Provinsi Banten adalah 20%, turun dari 24,5% pada tahun 2021, Gubernur Banten optimis bahwa angka ini akan terus menurun pada tahun 2023, mendekati target 14% yang ditetapkan untuk tahun 2024, tetapi tetap harus diperhatikan lagi kuantitas serta kualitas pangan yang ada di Banten ini. 

Aspek selanjutnya adalah keamanan pangan. Akan percuma jika memiliki kuantitas makanan yang banyak dan bergizi namun tidak tidak aman untuk dimakan. Keamanan pangan bisa kita tinjau dari aspek kelayakan dan kandungan dalam makanan tersebut. Saat ini banyak makanan yang mengandung bahan pengawet ataupun bahan pewarna yang tinggi dan berbahaya untuk dikonsumsi. Hal itu dapat menyebabkan berbagai penyakit yg muncul ketika dikonsumsi. 

Jadi, pilar ketahanan pangan itu sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia khususnya pilar ketersediaan pangan. Dengan adanya ketersediaan pangan yang stabil, kita bisa dapat mengatur dan meregulasi masalah masalah penyakit dan masalah sosial yang disebabkan oleh ketersediaan pangan.

Sayangnya bisa kita tarik kesimpulan meskipun pemerintah di Indonesi bisa menjamin adanya ketersediaan stok beras hingga akhir tahun 2024, tetapi ketahanan pangan di Indonesia bisa terbilang masih lemah karena produksi beras di dalam Negeri tidak memenuhi kebutuhan masyarakat dan pada akhirnya mengakibatkan peningkatan impor beras yang mencapai 3,5 juta ton pada tahun ini. Artinya harga beras mengalami kenaikan dan menambah beban masyarakat. Meskipun ada beberapa kenaikan pada aspek lain, tetapi ketahanan pangan dan kesediaan pangan di Indonesia harus tetap selalu dibenahi. 

*(Penulis adalah Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Ilmu Komunikasi)

Lebih baru Lebih lama
RajaBackLink.com

نموذج الاتصال